Perbadaan SPLU dan SPKLU Jumlah pengguna mobil listrik mengalami lonjakan dengan penjualan mencapai lebih dari 17 ribu unit pada tahun 2023. Hal tersebut menunjukkan bahwa peralihan menuju era penggunaan kendaraan bertenaga listrik sedang berlangsung masif. Oleh sebab itu, penggunaan kendaraan listrik yang semakin marak harus diimbangi ketersediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Edukasi tentang manfaat dan perbedaan SPLU VS SPKLU juga harus diperkenalkan secara intensif untuk mendukung peralihan BBM ke kendaraan listrik. Perbedaan SPLU VS SPKLU Jika ditinjau dari segi fungsi, SPLU dan SPKLU memang mempunyai manfaat yang sama, yaitu untuk mengisi daya listrik pada suatu perangkat. Kendati demikian, kedua stasiun pengisian listrik tersebut memiliki beberapa perbedaan mendasar berdasarkan beberapa hal berikut ini: Awal kemunculan: SPLU hadir sejak tahun 2016 untuk mendukung kebutuhan pedagang kaki lima, sedangkan SPKLU baru hadir pada tahun 2019. Kehadiran SPKLU berlangsung pasca penetapan Peraturan Presiden No.55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Daya: rata-rata SPLU menyuplai listrik dengan rentang daya antara 5,5 kW hingga 22 kW. Sementara itu, SPKLU mampu menyuplai listrik sebanyak 22 kW hingga 150 kW. Tujuan penggunaan: perbedaan SPLU VS SPKLU yang paling mendasar terletak pada tujuan penggunaannya. SPLU disiapkan untuk mengisi daya pada perangkat kecil, seperti HP, lampu portabel, dan produk elektronik lainnya. Sebaliknya, SPKLU disiapkan untuk mengisi daya pada kendaraan listrik berkapasitas besar, seperti mobil dan bus. Waktu pengisian daya: durasi yang dibutuhkan untuk mengisi daya perangkat di SPLU biasanya lebih singkat, antara 30 hingga 60 menit karena kebutuhan dayanya lebih sedikit. Sementara itu, durasi pengisian daya di SPKLU berkisar antara 30 hingga 90 menit, tergantung dari teknologi pengisian serta jumlah daya yang masih tersimpan dalam perangkat. Model: SPLU dapat diklasifikasikan berdasarkan empat model, yaitu standing atau tower, hang atau wall mount, hook atau pole mount, dan stall atau pedestall. Di sisi lain, SPKLU digolongkan berdasarkan mode pengisian daya, yaitu ultra-fast, fast, dan slow. Jumlah stasiun: data PLN pertengahan tahun 2023 menyatakan bahwa jumlah SPLU di Indonesia mencapai 9.566 stasiun, sedangkan jumlah SPKLU mencapai 616 stasiun. Jumlah tersebut rencananya akan terus ditambah seiring dengan bertambahnya pengguna kendaraan listrik di Indonesia, khususnya mobil. Lokasi: pada umumnya, lokasi SPLU tersebar di sekitar pasar, terminal, pusat bisnis kaki lima, dan tempat umum lainnya. Sementara itu, SPKLU lebih banyak terdapat di sekitar mal, tempat parkir berkapasitas besar, rest area jalan tol, pusat perkantoran dan pemerintahan, serta kantor PLN. Setelah mengenal karakteristik SPLU VS SPKLU, Anda tentu memahami bahwa proses pengisian daya mobil listrik harus dilakukan di SPKLU. Proses dan durasi pengisian daya tersebut sangat dipengaruhi teknologi SPKLU yang Anda gunakan. Saat ini, beberapa teknologi SPKLU yang telah tersedia di Indonesia adalah sebagai berikut: AC Slow Charging: teknologi stasiun pengisian ini memanfaatkan arus bolak-balik (Alternating Current atau AC) dengan tegangan rendah. Besaran tegangan yang berkisar di angka 220 volt membuat waktu pengisian relatif lebih lama, yaitu antara 6 hingga 8 jam hingga penuh. Oleh sebab itu, SPKLU dengan teknologi AC Slow Charging lebih cocok ditempatkan di kawasan perkantoran atau perumahan agar pemilik mobil listrik bisa melakukan pengisian daya sambil beraktivitas selama beberapa jam. DC Fast Charging: teknologi pengisian ini memanfaatkan arus searah (Direct Current atau DC) dengan tegangan cukup tinggi, yaitu antara 400 hingga 500 volt. SPKLU dengan teknologi DC fast charging mampu mengisi baterai mencapai 80% selama 30 hingga 60 menit. Kemampuan mengisi daya yang cukup cepat membuatnya cocok ditempatkan di mal dan pusat bisnis modern. DC Ultra Fast Charging: tegangan listrik yang dihasilkan stasiun berteknologi DC Ultra Fast Charging terbilang sangat tinggi, yaitu antara 800 hingga 1.000 volt. Kapasitas tegangan tersebut membuat SPKLU jenis ini mampu mengisi baterai hingga 80% dalam waktu 10 hingga 20 menit saja. Itulah sebabnya SPKLU dengan teknologi DC Ultra Fast Charging ditempatkan pada lokasi yang mobilitasnya tinggi, seperti bandara dan rest area jalan tol. Baca juga – Jadwal Servis Mobil Listrik BYD Beda dengan Mobil Konvensional Setiap dealer BYD melayani perawatan berkala yang berlaku untuk seluruh model. Pada servis pertama, para pelanggan mendapatkan garansi mencapai 5.000 km atau tiga bulan tergantung mana yang dicapai lebih dahulu. Sedangkan servis kedua dan selanjutnya, garansi berlaku setiap kelipatan 20.000 km atau satu tahun, tergantung mana yang dicapai lebih dahulu. Sementara rawatan bebas biaya buat jasa dan suku cadang Atto 3, Seal dan Dolphin berlaku hingga 60.000 km atau empat tahun. Sementara bagi MPEV terbaru M6, pelanggan tetap dikenakan biaya servis dan suku cadang. Terlepas dari penjualan mobil listrik. BYD mengaku fokus terhadap pengembangan ekosistem kendaraan EV lebih luas. Seperti menyediakan fasilitas pengisian daya dan layanan pendukung lain. Hal ini sekaligus mendukung pertumbuhan industri otomotif lokal dalam menciptakan lapangan kerja serta berkontribusi kepada perekonomian Indonesia. Dengan komitmen kuat, mereka berharap dapat menjadi pemain utama dalam pasar kendaraan BEV di Tanah Air. Juga berkontribusi dalam transisi menuju transportasi lebih berkelanjutan. Mengenai BYD M6 dari sisi cost ownership, menurut perusahaan, ia menggunakan tenaga listrik sehingga jauh lebih murah. Biaya operasional harian akan kian rendah dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil atau diesel. Selain menawarkan garansi baterai berdurasi panjang, biaya perawatan unit BYD juga lebih murah karena mobil listrik memiliki sedikit komponen bergerak dibandingkan mesin konvensional. Sehingga mengurangi kebutuhan perawatan rutin dan risiko kerusakan. Awali dengan mengunduh dan memasang aplikasi Charger.IN dari App Store atau Playstore pada gadget. Isi saldo pada aplikasi Charge.IN. Gunakan Charge.IN untuk mencari lokasi SPKLU terdekat di sekitar Anda. Jika sudah tiba di lokasi SPKLU, pilih gun charger sesuai tipe mobil. Sambungkan gun charger tersebut ke port charger pada mobil listrik. Scan kode QR menggunakan aplikasi Charge.IN untuk memulai proses pengisian daya. Tunggu sejenak hingga proses pengisian daya rampung. Anda bisa memantau riwayat transaksi, konsumsi energi, serta informasi real time selama charging berlangsung melalui aplikasi Charge.IN